Benteng Terakhir Melawan Hoaks di Era Digital Pada Pers Kampus

DINAMIKADUNIA.COM – Pers kampus, dengan semangat kritis dan idealisme mahasiswa, berperan vital sebagai benteng terakhir melawan hoaks di era digital. Akademisi dan Koordinator AMSI Bali-NTB-NTT, I Nengah Muliarta, menekankan potensi mahasiswa sebagai agen perubahan melalui pers kampus.

“Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam melawan hoaks. Melalui pers kampus, mereka dapat belajar berpikir kritis, mencari sumber informasi yang kredibel, dan menyajikan berita yang akurat,” ujar Muliarta dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar yang digelar Unit Penalaran dan Jurnalistik (UPJ) Universitas Warmadewa di Denpasar, Sabtu (7/12/2024).

Mereka dapat dilatih untuk berpikir kritis, memverifikasi sumber informasi, dan menyebarkan berita akurat. Keunggulan pers kampus terletak pada akses langsung ke audiens mahasiswa, kebebasan mengangkat isu kampus, dan semangat untuk perbaikan.

“Pers kampus menjadi laboratorium bagi jurnalis muda untuk mengasah keterampilan dan kreativitas, belajar dari kesalahan, dan berinovasi. Namun, keterbatasan sumber daya manusia dan finansial, serta persaingan dengan media sosial yang cepat dan mudah diakses, menjadi tantangan,” ujar Muliarta.

Selain itu, Muliarta yang juga menegaskan bahwa pers kampus juga harus bersaing dengan media sosial yang menawarkan informasi lebih cepat dan mudah diakses. Untuk mengatasi tantangan tersebut,

Muliarta menyarankan, pers kampus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti dosen, alumni, dan media massa. Selain itu, kampus pers juga perlu mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan agar dapat terus beroperasi.

“Pers kampus harus kreatif dalam mencari sumber pendanaan. Mereka bisa bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, atau pemerintah untuk mendapatkan dukungan finansial,” ujarnya.

Sejumlah pers kampus di Indonesia telah menunjukkan praktik yang baik dalam meningkatkan literasi media. Misalnya, ada pers kampus yang menyelenggarakan workshop literasi media secara rutin, membuat konten-konten kreatif yang menarik minat siswa.

Muliarta berharap agar pers kampus dapat terus berkembang dan menjadi kekuatan positif dalam masyarakat. Dengan semakin banyaknya jurnalis kampus yang berkualitas, diharapkan tingkat literasi media di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.

“Pers kampus adalah aset berharga bagi bangsa. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga demokrasi dan memperkuat masyarakat madani,” tandasnya.

Pers kampus memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pemimpin dalam literasi media di era digital. Dengan dukungan dari berbagai pihak, pers kampus dapat terus berkembang dan menjadi benteng terakhir melawan hoaks.

Kerjasama dengan dosen, alumni, dan media massa menjadi solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan demikian, pers kampus tidak hanya sekadar wadah belajar jurnalistik, tetapi juga pilar penting dalam melawan penyebaran informasi palsu.

Selain itu juga meningkatkan literasi media di kalangan mahasiswa, membangun masa depan yang lebih cerdas dan informatif. Ini adalah harapan besar yang dibebankan pada pundak mahasiswa, sebuah tanggung jawab yang mulia dan penuh makna. (Akha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *