Ekspektasi Tinggi Publik terhadap Kepemimpinan Prabowo: Bulan Madu Politik dan Tantangan Kekecewaan

DINAMIKADUNIA.COM – Lembaga survei Indikator baru-baru ini merilis hasil survei nasional yang menunjukkan bahwa 85,3 persen responden yakin bahwa Presiden Prabowo Subianto akan memimpin Indonesia menjadi lebih baik dari sekarang.

Peneliti Utama Indikator, Prof Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei yang dilakukan pada 10-15 Oktober 2024, sebelum pelantikan Prabowo, menunjukkan ekspektasi dan kepercayaan publik yang tinggi terhadap Presiden ke-8 Republik Indonesia ini.

“Tingginya ekspektasi ini, merupakan fenomena bulan madu politik yang umum terjadi pada awal kepemimpinan seorang presiden baru,” kata Burhanuddin Senin (28/10/2024).

Hal ini memberikan Prabowo modal legitimasi politik yang besar. Namun, di sisi lain, ekspektasi tinggi ini juga menjadi pisau bermata dua. Jika Prabowo gagal memenuhi harapan publik, tingkat kekecewaan yang muncul pun akan besar.

Burhanuddin juga mengemukakan bahwa tingginya ekspektasi publik terhadap Prabowo disebabkan oleh koalisi antara basis pendukung Presiden Joko Widodo dengan pendukung Prabowo.

Ketika Joko Widodo terpilih pada 2014 dan 2019, ekspektasi publik terhadapnya masih bersifat partisan dan lebih rendah, berada di kisaran 60 persen.

Namun, dengan terpilihnya Prabowo dengan dukungan dari basis Jokowi, termasuk didampingi oleh anak Jokowi, pendukung Jokowi juga memiliki kepercayaan tinggi terhadap Prabowo.

“Sekarang itu agak berbeda, karena pak Prabowo terpilih salah satunya dengan coat tail effect-nya pak Jokowi, maka ketika Prabowo terpilih sebagai Presiden, apalagi didampingi anaknya pak Jokowi, pendukung Jokowi juga confident dengan Prabowo,” katanya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ekspektasi publik terhadap kepemimpinan Prabowo sangat tinggi. Hal ini menjadi modal awal yang kuat bagi Prabowo untuk memimpin Indonesia.

“Namun, tantangan besar juga menanti, yaitu bagaimana Prabowo dapat memenuhi ekspektasi publik yang tinggi ini dan menghindari kekecewaan yang mungkin muncul di kemudian hari,” lanjut Burhanuddin

Adapun dalam survei tersebut, jumlah sampel sebanyak 1200 orang dengan asumsi metode simple random sampling. Ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Untuk diketahui bahwa sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional. (akha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *