DINAMIKADUNIA.COM – Gula, si pemanis yang lezat, seringkali menjadi musuh terselubung bagi kesehatan kita. Meskipun memberikan rasa manis yang menyenangkan, konsumsi gula berlebihan dapat berdampak buruk dalam jangka panjang. Oleh karena itu, mengontrol asupan gula menjadi kunci untuk menjaga kesehatan optimal.
Sebelum menyeruput minuman manis atau menyantap makanan lezat, luangkan waktu sejenak untuk membaca komposisi yang tertera pada kemasan. Perhatikan kandungan gula dalam setiap produk, baik dalam bentuk gula pasir, sirup jagung, atau pemanis buatan lainnya.
Dengan membaca label, kita dapat mengetahui berapa banyak gula yang kita konsumsi dan mengatur asupan kita agar tetap dalam batas aman.
Menghindari konsumsi gula berlebihan tidak berarti harus menghindari semua makanan manis. Pilihlah makanan dan minuman yang mengandung gula alami, seperti buah-buahan, dan batasi konsumsi makanan olahan yang tinggi gula. Dengan sedikit usaha dan kesadaran, kita dapat menikmati kelezatan tanpa mengorbankan kesehatan.
Menjadi cerdas dalam memilih makanan dan minuman adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan. Dengan mengontrol konsumsi gula, kita tidak hanya melindungi diri dari penyakit kronis, tetapi juga memberikan tubuh kita energi yang optimal untuk menjalani hidup dengan penuh semangat.
Ingatlah, kesehatan adalah harta yang tak ternilai, dan menjaga kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan.
DIlansir dari The Vouge Scadinavia, Kamis (26//9/2024). Dr Lela Ahlemann, spesialis dematologi, flebiologi, proktologi dan kedokteran nutrisi mengatakan seseorang akan mendapatkan peringatan dari dalam tubuh jika telah mengonsumsi banyak gula.
1.Pertambahan berat badan dan merasa lapar terus menerus: Ia mengatakan jika seseorang makan terlalu banyak gula akan merasa lapar terus menerus.
“Alasannya adalah gula meningkatkan kadar glukosa darah dalam jangka pendek. Ketika anda selalu lapar akhirnya makan lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal ini akan menyebabkan penambahan berat badan,” jelasnya.
- Muncul Jerawat: Saat mengonsumsi gula, tidak hanya kadar insulin yang meningkat, tetapi juga hormon yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin 1 disebut IGF-1.
“Bersama dengan insulin dan IGF-1 akan menstimulasi kelenjar sebaceous dan keratinisasi berlebihan di area kelenjar sebaceous, itulah sebabnya kelenjar tersumbat dan menyebabkan jerawat dan peradangan,” imbuhnya.
- Perubahan suasana hati: Saat mengonsumsi gula, kadar glukosa meningkat dengan cepat yang menyebabkan pelepasan insulin. Sayangnya lonjakan ini sering kali begitu kuat sehingga gula darah tidak turun kembali ke tingkat normal, melainkan turun di bawah batas normal. Hal ini disebut hipoglikemia, yang kemudian menyebabkan keinginan ngemil.
“Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah tersinggung,” kata Ahlemann.
- Peradangan dan melemahnya daya tahan tubuh: Biasanya gula diserap melalui usus halus. Namun jika jumlah gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa melebihi kapasitas usus, maka gula akan berakhir di usus besar.
“Hal ini kemudian akan menjadi makanan bagi bakteri yang hidup disana sehingga mereka akan berkembangbiak. Sayangnya bakteri ini membawa endotoksin yang dapat meninggalkan usus dan memasuki aliran darah. Hal ini akan menyebabkan peradangan, mempercepat penuaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh,” tambahnya.
- Mempercepat penuaan: Sudah terbukti secara ilmiah bahwa asupan gula yang tinggi akan mengarah pada pembentukan produk akhir glikasi lanjutan (AGEs). Meraka akan melelehkan kolagen.
“Ketika terdapat terlalu banyak AGEs, serat kolagen akan menjadi kaku, rapuh dan mengalami degenerasi. Tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri. Sehingga kualitas kolagen kita menurun,” lanjutnya.
Menjadi cerdas dalam memilih makanan dan minuman adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan. Dengan mengontrol konsumsi gula, kita tidak hanya melindungi diri dari penyakit kronis, tetapi juga memberikan tubuh kita energi yang optimal untuk menjalani hidup dengan penuh semangat.
Ingatlah, kesehatan adalah harta yang tak ternilai, dan menjaga kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan. (akha)