DINAMIKADUNIA.COM – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap minimnya masjid yang menonjol di beberapa area strategis di Jakarta, khususnya di sepanjang jalan Thamrin-Sudirman dan Kuningan.
“Kita berada di jalan Thamrin-Sudirman, ini segitiga emas, sepanjang Thamrin-Sudirman dan sepanjang Kuningan tidak ada masjid nongol di jalan,” kata Nasaruddin saat menghadiri Rapat Pleno V Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI dikutip di laman resmi MUI, Minggu (22/12/2024).
Sebuah kenyataan yang tentunya tidak luput dari perhatian masyarakat, terutama umat Islam yang mencari tempat ibadah untuk melaksanakan salat.
Nasaruddin juga menyoroti bahwa di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), yang luasnya mencapai sekitar 1.000 hektare, tidak terdengar suara azan. Hal ini, menurutnya, merupakan sebuah kekurangan yang perlu segera diatasi.
“Mestinya kita jangan biarkan daerah Jakarta ini tidak ada masjidnya. Sekitar 1.000 hektare di Pantai Indah Kapuk (PIK) tidak ada suara azan,” ujarnya dengan penuh kepedulian.
Salah satu contoh yang menarik perhatian adalah ketika memasuki PIK, pengunjung akan menyaksikan sebuah rumah ibadah Buddha yang megah. Namun, ironisnya, umat Islam kesulitan menemukan tempat ibadah seperti masjid untuk melaksanakan salat.
“Jadi saya mengimbau kita semua termasuk MUI. Jangan pernah kita membiarkan space yang luas ini jangan sampe tidak ada simbol-simbol keislaman,” ungkapnya.
Situasi ini tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kebebasan beragama dan kebutuhan akan fasilitas keagamaan yang memadai.
Nasaruddin juga menyebutkan bahwa di lokasi tersebut, telah dibangun musala di lantai 4 yang terdengar suaranya. Namun, selain itu, tidak ada lagi simbol-simbol keislaman yang terlihat.
“Kita sudah bangun musala di lantai 4. Jadi kedengaran suara azan. Sepanjang itu tadi, dibangun tulisan-tulisan asing China, tidak ada musala, jadi saya minta di kawasan ini ada aktivitas keislaman,” ujarnya.
Tidak hanya di PIK, masalah ini juga terjadi di sepanjang jalan Thamrin-Sudirman dan Kuningan, di mana tidak ada masjid yang menonjol.
Sebuah hal yang tentunya menjadi kekecewaan bagi warga setempat dan pendatang yang membutuhkan tempat ibadah untuk melaksanakan salat.
Menteri Agama berusaha untuk membangun kompleks syariah seluas 30 hektare di PIK. Kompleks ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan keislaman yang memadai bagi masyarakat sekitar.
“Ini adalah Jakarta. Saya minta disiapkan lokasi satu hektar untuk pembangunan Islamic Center di sana,” sambungnya.
Keberadaan masjid yang memadai di area-area strategis seperti PIK dan sekitarnya merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan beragama masyarakat Jakarta.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah dan MUI harus segera mengambil tindakan nyata untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang memadai ke fasilitas keagamaan, termasuk masjid.
Dengan demikian, diharapkan kehidupan beragama di Jakarta dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (Akha)